phone: +420 776 223 443
e-mail: support@londoncreative.co.uk

Legenda Benua Atlantis

Sebuah daratan seluas benua Eropa, dengan kota-kota yang indah, teknologi yang maju dan dengan pemerintahan yang diimpikan semua orang …, dilanda bencana alam yang dahsyat, luluh lantak dan tenggelam ke dasar laut, lenyap untuk selamanya. Legenda mengenai Atlantis ini sudah muncul lebih dari dua ribu tahun yang lalu, dan bagaimanapun kemungkinan kebenarannya, ini merupakan peninggalan yang sangat terhormat; karena yang mula-mula memunculkan kisahnya adalah Plato.

Filsuf besar Yunani ini menulis tentang Atlantis dalam dua dari dialog-dialognya, “Timaeus” dan “Critias”, sekitar tahun 370 sebelum masehi. Plato menyatakan bahwa kisah ini, yang menurutnya adalah nyata, berasal dari catatan berumur 200 tahun peninggalan penguasa Yunani, Solon yang mendengar tentang Atlantis dari seorang pendeta Mesir. Plato mengatakan bahwa benua itu terletak di Samudera Atlantik didekat selat Gibraltar sebelum akhirnya hancur 10.000 tahun yang lalu.
Di dalam “Timaeus”, Plato menggambarkan Atlantis sebagai bangsa yang makmur dan sedang memperluas kekuasaannya, “Sekarang di Benua Atlantis terdapat sebuah kerajaan yang besar dan terkenal, dengan penguasa bijaksana yang memerintah seluruh benua dan beberapa pulau lain disekitarnya,” tulisnya, “Dan, lebih jauh lagi, penduduk Atlantis merupakan bagian dari bangsa Libya yang membentang dari Heracles sampai Mesir, dan dari Eropa sampai Tirenia.”

1 komentar:

Sejarah singkat Kab. Indragiri Hilir

Untuk melihat latar belakang sejarah berdirinya Kabupaten Indragiri Hilir sebagai salah satu daerah otonom dapat ditinjau dalam dua periode, yaitu periode sebelum kemerdekaan dan periode sesudah kemerdekaan Republik Indonesia.


Periode Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia


Kerajaan ini didirikan sekitar awal abad ke-6 yang berlokasi di wilayah Kecamatan Keritang sekarang. Seni budayanya banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sebagaimana terlihat pada arsitektur bangunan istana yang terkenal dengan sebutan Puri Tujuh (Pintu Tujuh) atau Kedaton Gunung Tujuh. Peninggalan kerajaan ini yang masih dapat dilihat hanya berupa puing.


Kerajaan ini didirikan oleh raja Singapura ke-5 yang bergelar Raja Sampu atau Raja Iskandarsyah Zulkarnain yang lebih dikenal dengan namaParameswara. Pada tahun 1231 telah diangkat seorang raja muda yang bergelar Datuk Setiadiraja. Letak kerajaan ini diperkirakan berada di Desa Kemuning Tua dan Desa Kemuning Muda. Bukti-bukti peninggalan kerajaan ini adalah ditemukannya selembar besluit dengan cap stempel kerajaan, bendera dan pedang kerajaan.

0 komentar:

Asal-usul etnis banjar

Dalam bahasa Banjar dikenal istilah “bubuhan”. Secara sederhana, bubuhan dapat dipahami sebagai warga atau kelompok orang Banjar yang berada dalam satu ikatan kekerabatan luas yang bersandar pada garis keturunan, lokalitas (tempat kediaman), atau kesejarahan. Sebagai sebuah kelompok bubuhan, maka ada sebutan, seperti: bubuhan gusti, bubuhan Alabio, bubuhan Kuin, bubuhan kelua, bubuhan alai, bubuhan pahuluan, bubuhan paunjunan, bubuhan Banjar, dan lain sebagainya. Dalam sistem bubuhan, tetuha atau tokoh bubuhan adalah orang-orang panutan dan dia sebagai tetuha memikul tanggung jawab untuk kepentingan anggota bubuhannya.




Selain ikatan kekerabatan luas, identitas kelompok bubuhan tidak terlepas dari sejarah terbentuknya kelompok masyarakat tersebut. Sebutan “Bubuhan Banjar”, misalnya, merupakan kelompok kekerabatan yang didasarkan atas kesamaan etnis/suku/puak, bahasa dan budaya (dan belakangan juga agama, khususnya Islam) yang bertempat tinggal di Kalimantan Selatan. Hal ini jelas bahwa Bubuhan Banjar membawahi berbagai kelompok bubuhan lainnya yang ada dalam masyarakat Banjar. Orang yang lahir dan bertempat tinggal di Banjarmasin, Martapura, Alabio, Nagara, Kandangan, Barabai, Amuntai, Tanjung dan berbahasa serta berbudaya Banjar, atau ujar Elbi Risalah/ Ustadz Jalil (penyelia http://banjarsungaiganal.blogspot.com/ dan blog lainnya di Malaysia): “HIDUP BANJAR, MATI BANJAR”, maka sekat-sekat kelokalan atau tempat tinggal sebagai pengikat kekekerabatan mereka, digantikan dengan kekerabatan yang lebih luas, yakni berbahasa, berbudaya, dan beretnis yang sama yakni Banjar.

0 komentar:

Legenda Batang Tuaka

Kabupaten Indragiri Hilir masuk dalam wilayah propinsi Riau, Indonesia, dan dijuluki sebagai “Negeri Seribu Parit‘. Di daerah ini rawa-rawa terhampar luas dan sungai-sungai terbentang hampir ke seluruh wilayah kecamatan. Sungai terbesar di daerah ini adalah Sungai Indragiri yang berhulu di pegunungan Bukit Barisan (Sumatera Barat) dan bermuara di Selat Berhala, sedangkan sungai-sungai lainnya hanya merupakan anak sungai dari Sungai Indragiri. Salah satu anak sungai yang sangat terkenal di Indragiri Hilir adalah Sungai Batang Tuaka yang berada di Kecamatan Batang Tuaka. Konon, nama “Sungai Batang Tuaka” diambil dari sebuah cerita legenda yang populer di kalangan masyarakat Indragiri Hilir. Legenda tersebut mengisahkan tentang seorang anak yang durhaka kepada emaknya, sehingga Tuhan menghukum anak itu karena kedurhakaannya. Siapakah anak durhaka itu? Bagaimana anak itu durhaka kepada emaknya? Hukuman apa yang Tuhan berikan padanya? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, ikuti kisahnya dalam Legenda Batang Tuaka.

0 komentar:

Total Kunjungan Pembaca